Berita Wisata Indonesia – Kawasan yang tidak ada kasus COVID-19 akhirnya bertambah, dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat penambahan daerah yang berstatus zona hijau.
Berdasarkan dari peta zonasi risiko COVID-19 terbaru di laman covid19.go.id per 19 September 2021, daerah yang tidak ada kasus Covid-19 bertambah satu daerah. Jika sebelumnya zona hijau hanya berada di Pegunungan Arfak, Papua Barat, kini bertambah di Intan Jaya, Papua.
Zona Merah Sudah Tidak Ada Lagi Di Indonesia
Kini tidak ada lagi kawasan yang masuk kedalam kategori risiko tinggi alias zona merah di seluruh wilayah Indonesia, Pada pekan lalu, zona merah memang tersisa satu wilayah yaitu di Aceh, Kota Banda Aceh, pada dua pekan sebelumnya zona merah mencapai lima wilayah.
Dalam beberapa minggu terakhir ini, perkembangan kasus COVID-19 di tanah air telah terjadi perbaikan yang cukup signifikan, yang akhirnya berdampak pada penurunan zona risiko tinggi.
Pada 29 Agutstus 2021 lalu, Zona Merah Indonesia, masih mencapai 15 kabupaten kota, sebelumnya pada 22 Agustus lalu, zona merah masih tersebar di 53 wilayah.
Adapun wilayah risiko sedang alias zona oranye kini sudah tersisa 31 wilayah, dalam dua minggu terakhir zona oranye mengalami penurunan dari 181 wilayah menjadi 89 wilayah.
Sementara wilayah risiko rendah alias zona kuning juga semakin bertambah menjadi 481 wilayah dari pekan sebelumnya yaitu 423 wilayah. Dua minggu sebelumnya, zona oranye masih berada di 327 wilayah.
Walaupun tren kasus COVID-19 secara nasional menurun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti laju penularan di wilayah Kalimantan masih tinggi sejak dua bulan terakhir, Sejak bulan Agustus terus mencatat insiden tertinggi per 100 ribu penduduk.
“Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menjadi penyumbang utama tingginya jumlah kasus baru di wilayah Kalimantan selama dua bulan terakhir,” jelas WHO dalam laporan mingguan per 22 September 2021.
Sementara untuk dua provinsi dengan tingkat laju penularan tinggi juga berasal dari Bangka Belitung, bersama Kalimantan Utara, sama-sama berada di Level penularan tinggi COVID-19.
Per 13-19 September, Kalimantan Utara dan Bangka Belitung mencatat insiden tinggi dengan 110,7 dan 84,3 per 100 ribu penduduk.
“Ini berarti ada risiko tinggi infeksi COVID-19 untuk masyarakat umum dan peningkatan jumlah kasus lokal yang tersebar luas yang terdeteksi dalam 14 hari terakhir,” jelas WHO.