Kini Taman Nasional Kelimutu Di Tutup Sementara
Berita Wisata Indonesia – Taman Nasional Kelimutu yang kini ditutup sementara untuk aktivitas wisata, karena terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Kabupaten Ende.
Dengan adanya penutupan Taman Nasional Kelimutu yang dilakukan selama 14 hari, dari tanggal 23 Januari sampai 5 Februari 2021, keputusan itu diumumkan lewat @tamannasionalkelimutu berdasarkan surat yang ditandatangani Kepala Balai Persada Agussetia Sitepu pada 21 Januari 2021.
Sobat Kelimutu sehubungan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di provinsi NTT dan khususnya di kabupaten Ende dan sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, kami akan melakukan PENUTUPAN KEGIATAN WISATA DI TN KELIMUTU yang akan dilakukan selama 14 (empat belas) hari mulai tanggal 23 Januari – 5 Februari 2021, untuk mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 dari aktivitas wisata di Kelimutu. Pembukaan kembali akan dilakukan setelah dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Selama penutupan ini akan dilakukan pembersihan areal wisata, penyemprotan desinfektan dan melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
Kami memohon maaf agar para sobat Kelimutu dapat memaklumi situasinya.
Ayo mari kita perketat penerapan protokol kesehatan 5 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas), dan juga Menjaga Imunitas Tubuh serta jangan lupa berdoa ya agar wabah COVID-19 segera mereda dan berakhir.
View this post on Instagram
Danau Kelimutu yang merupakan salah satu lokasi wisata terpopuler di Ende, NTT, Danau itu memiliki tiga danau yang telah berubah-ubah warnanya.
Dengan warna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” dipercayai menjadi salah satu tempat berkumpul arwah dari arwah orang-orang yang meninggal pada usia muda, sementara itu warna merah atau “Tiwu Ata Polo” diyakini sebagai tempat berkumpul arwah dari para orang-orang yang semasa hidupnya kerap berbuat jahat.
Sementara itu, di danau berwarna putih atau Tiwu Ata Mbupu merupakan danau yang dipercaya menjadi tempat berkumpulnya arwah para leluhur yang meninggal ketika tua.