Kenalan dengan Gaya Hidup Tradisional Jepang di Kyoto
Wisata Mancanegara – Ingin melihat Jepang dari sisi budayanya, tentu saja Kyoto tempatnya. Berbeda dengan Tokyo yang modern, Kyoto adalah kota yang dipenuhi tradisi dan sejarah.
Ia adalah ibukota Jepang di masa keshogunan dan tempat istana kekaisaran hingga era Meiji. Karenanya ada ribuan kuil, istana shogun, dan bangunan tradisional lain di seantero kota. Beberapa diantaranya yang sering dikunjungi turis adalah Kinkaku-ji dan Higashi Hongan-ji, paviliun kediaman kaisar.
Jantung Tradisi dan Spiritualnya Jepang
Suasana Kyoto pun terkesan syahdu dan menenteramkan karena penduduknya banyak yang masih menjunjung tradisi di kehidupan sehari-hari. Hingga kini mereka masih menjalankan ritual doa dan mengadakan berbagai festival perayaan di kuil-kuil. Nuansa religius terasa di jalanan, taman, dan di bangunan yang kebanyakan dibangun dengan gaya arsitektur Zen. Tak heran jika Kyoto disebut-sebut sebagai jantung spiritualnya Jepang.
Baca Juga : Ini Trik Hemat Biaya Perjalanan di Jepang
Penghargaan atas tradisi melahirkan banyak seniman di kota yang terletak di Pulau Honshu ini. Seni dan kerajinan tradisional sangat berkembang di Kyoto, seperti ikebana (seni rangkai bunga), machiya (rumah tradisional), upacara minum teh, kerajinan washi (kertas buatan tangan), dan berbagai ciri khas tradisional Jepang lainnya. Wisatawan bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan aneka kerajinan dan seni ini, terutama jika berkunjung ke Gion yang bersejarah.
Seni dan kerajinan itu terus hidup dan eksis karena masyarakatnya sendiri menggunakan produk-produk yang dihasilkan untuk menjalankan tradisi, bukan hanya atraksi wisata belaka. Mengunjungi Kyoto tak lengkap jika tidak menyempatkan diri bergabung dengan warga lokal dalam menjalani gaya hidup sehari-hari.
Menyelami Tradisi Jepang dari A-Z
Untuk bisa merasakan pengalaman lengkap tradisi asli Jepang, pertama-tama kamu perlu memilih penginapan yang cocok. Jangan menginap di hotel, tapi pilihlah tempat homestay di machiya atau sewa kamar di ryokan. Dari tidur di futon, duduk di atas tatami, minum teh di atas kotatsu di musim dingin, hingga menikmati mandi bersama orang-orang yang belum kamu kenal jika penginapanmu menyediakan onsen.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Onsen Terbaik di Jepang
Di awal musim semi, jika beruntung kamu akan mendapati momen merayakan hanami, piknik di antara bunga-bunga sakura yang baru saja mekar. Tradisi minum matcha (teh hijau yang dibuat bubuk) juga jangan dilewatkan sambil makan tempura atau sushi di kedai terdekat. Sebenarnya tradisi minum teh berasal dari Tiongkok, namun jadi populer di Jepang sejak abad ke-12. Sejak itu shogun dan kalangan kekaisaran sering melakukan upacara minum teh yang diikuti oleh masyarakat umum dan jadi tradisi yang terus dilestarikan.
Tradisionalnya Kyoto tidak serta-merta menolak aspek modern. Bagi kamu yang suka wisata kuliner di Kyoto menyediakan segala variasi restoran dari yang berbintang seperti Michelin, bar koktail, kafe-kafe tematik, kedai sushi, hingga izakaya atau pub ala jepang. Tentu saja kedai ramen juga ada dimana-mana!
Singkatnya, suasana yang terbangun di Kyoto, terutama saat perayaan tradisional, hampir mirip dengan seting Jepang di film Memoirs of Geisha. Terakhir, jangan lupa berfoto di Fushimi Inari-Taisha, kompleks kuil di gunung Inari. Gerbang kuil dari jajaran tiang kayu berwarna oranye harus masuk ke dalam koleksi fotomu.