Inilah Alasan Pendaki Harus Melakukan Swab Terst Terlebih Dahulu Sebelum Pendakian
Berita Wisata Indonesia – Sophie Hage yang merupakan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Royal Sports Perfomance yang menganjurkan untuk para pendaki gunung diikut sertakan surat bebas COVID-19 dalam bentuk Swab Metode PCR.
Sophia menyatakan,”Swab metode PCR dianjurkan karena kita tahu rapid itu tidak akurat apa lagi jika dilakukan hanya satu kali, karena rapid ini hanya menilai anti bodi,” dalam acara webinar Federasi Mountainerring Indonesia (FMI) yang bertajuk “Mendaki Gunung Aman dan Sehat di Masa Pandemi”,Kamis (25/62020).
Pendakian gunung swab test, menurutnya masuk kedalam kategori olahraga dengan intensitas infeksi virus sedang sampai tinggi.
Karena itu demi mencegah penyebaran lebih luas disarankan untuk melakukan swab test metode PCR untuk bagi para calon pendaki, akan tetapi mereka menyadari orang yang sangat sulit untuk memilih swab test dikarenakan harga yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit, untuk melakukan sebuah tes.
“Kondisi di lapangan, hampir tidak mungkin semua orang melakukan swab kalau berbayar,” ujarnya.
Ada beberapa puskesmas di Jakarta yang menyediakan pelayanan swab test secara gratis, akan tetapi ia juga mengakui seperti apa keadaan puskesmas terkait swab test di luar Jakarta.
“Kalau swab test di puskesmas luar Jakarta atau di sekitar tempat pendakian ini juga gratis, maka dengan mudah saya bilang anjurannya ya harus test PCR. Karena itu yang paling ideal,” jelasnya.
Sophia juga melihat dalam kegaitan pendakian gunung sama dengan olahraga lainnya, ia menceritakan juga para atlet melakukan swab test PCR untuk cabang olahraga sepakbola Liga Indonesia yang rencananya akan digelar sebentar lagi.
“Atlet kita juga wajib swab test meski nantinya kita rencanakan Liga tanpa penonton,” terangnya.
Dr.Franky Moudy Rumondor selaku Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung menyarankan untuk mendekteksi seseorang terkena Covid-19 atau tidak dengan menggunakan cara swab test PCR.
Hal ini karena daerah pendakian yang masuk kedalam zona hijau dan kuning, tidak meningkat kembali menjadi zona merah, “Jangan sampai kita membuat tempat wisata yang berada di zona hijau dan kuning ini menjadi merah,” kata Franky.
“Karena PCR itu menentukan orang terkena Covid apa tidak, sementara rapid itu tidak menentukan, bahkan dia tidak menentukan orang itu reaktif karena terinfeksi virus atau oleh bakteri,” lanjutnya.
Sophia memberikan solusi jika situasi yang belum memungkinkan untuk semua orang melakukan swab test yakni rapid test sebanyak dua kali.