Jepang Membatasi Turis Asing Karena Virus Corona Meningkat.
Wisata Jepang – Jepang telah dikabarkan mulai saat ini mereka akan lebih selektif menerima orang asing dari beberapa sejumlah negara lain untuk menekan laju wabah virus Corona.
Jepang telah menerapkan kebijakan melarang masuknya warga dari beberapa bagian antara lain Korea Selatan, China dan sejumlah negara Eropa, selain itu Jepang juga mengharuskan wajib turis dari Amerika Serikat, China, dan Korea Selatan untuk melakukan karantina mandiri selama dua minggu.
Dalam Berita Travel Jepang dikarenakan ada peningkatan kasus virus Corona hingga 194 kasus positif baru pada minggu (29/3/2020) membuat pemerintah merencanakan untuk melarang masuknya orang asing, Kini Jepang telah memeliki 1.866 kasus dengan 54 meninggal dunia, dan 424 telah berhasil sembuh, jumlah tersebut tidak termasuk 712 kasus dan 10 kematian dari kapal pesiar yang ditambatkan di dekat Tokyo bulan lalu.
Demi mencegah kasus virus Corona tidak meroket, pemerintah Jepang bakal menerapkan pembatasan orang asing yang akan memasuki kawasan Jepang, yakni tursi yang berasal dari Amerika Serikat, China, Korea Selatan, dan sebagian besar dari Eropa, ditambah warga asing yang baru saja bertandang ke negara tersebut dalam 14 hari terakhir ini,
Tokyo juga merencanakan untuk melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke dan dari beberapa negara di Asia Tenggara dan Afrika, akan tetapi pejabat pemerintah belum ada yang bisa mengecek kebenaran dari kabar tersebut.
“Kami berada dalam tahap kritis, pada keadaan darurat,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers, Senin (30/3/2020), seperti dikutip Reuters.
Kabar penutupan Jepang untuk warga asing telah disiarkan oleh pemerhati ekonomi.
“Saya pikir kemungkinan penutupan daerah metropolitan Tokyo meningkat,” kata Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute.
“Ini seperti menghentikan aliran darah melalui ekonomi Jepang,” katanya.
Jika dilihat dari resiko Lockdown Jepang akan diprediksikan mengalami kerugian ekonomi yang besar, setidaknya Jepang akan mengalami kerugian hingga 5,1 triliun yen (atau sekitar USD 47 Miliar) jika kota dikunci selama sebulan.