Berita Wisata Indonesia – Bulan Desember menjadi salah satu bulan yang ditunggu-tunggu bagi umat Kristiani dari seluruh dunia, berbagai tempat wisata hingga tempat perbelanjaan mulai mempersiapkan diri untuk menyambut dengan suka cita, selain beribadah mereka dapat juga liburan di beberapa Destinasi Wisata Religi yang ada di Indonesia ataupun luar negeri.
Hari Natal dan Liburan Tahun Baru membuat banyak Tempat Wisata Religi ramai di kunjungi oleh banyak wisatawan khususnya umat kristiani, Reservasiku kali ini akan memberikan beberapa rekomendasi Wisata Religi Indonesia yang bisa kamu kunjungi berikut ini 7 Wisata Religi Indonesia Pilihan Tepat Untuk Liburan Natal Dan Tahun Baru.
1. Gua Maria Lourdes Pohsarang
Gua Maria Lourdes Pohsarang, Kediri merupakan replika dari Gua Maria yang berada di Lourdes, Perancis, dilengkapi juga dengan altar patung Bunda Maria.
Gua Maria Pohsarang, sering disebut Puhsarang, atau dikenal dengan nama Gua Maria Lourdes Pohsarang. Gua ini menjadi tempat ziarah agama Katolik yang berlokasi di kompleks Gereja Pohsarang, di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
2. Gua Maria Sendangsono
Gua Maria Sendangsono yang berada di Kulonprogo ini menjadi Tempat Wisata Religi Indonesia yang ramai dikunjungi jemaat dan peziarah.
Banyak jemaat dan peziarah menyakini air di Gua ini dapat menyembuhkan penyakit, karena suasana di gua ini sejuk dan nyaman sering dimanfaatkan untuk bertapa oleh sejumlah rohaniwan Buddha dalam rangka menyucikan dan menyepikan diri.
3. Gua Bunda Maria Ratu
Gua Bunda Maria Ratu berlokasi di kawasan perbukitan Besokor, Kendal, Jawa Tengah. Gua Maria Ratu Besokor ini awal mulanya “diketemukan” pada tahun 1987 oleh Rm. T. Widyana Sj. (Rm T. Widyana Sj, bertugas di paroki Weleri pada th. 1984 s.d 1990)
Gua Maria Ratu Besokor ini diresmikan dan diberkati pada tanggal 29 Juni 2003, Gua Maria Ratu Besokor ini tampak sepi pada malam hari, meskipun sepi di malam hari tetapi tidak mengurangi kekhusyukan dalam berdoa dan berdevosi, patung Bunda Maria yang tertatakan di Puncak dari bukit yang di sinari sorot cahaya lampu tampak memberi tampilan tersendiri dan Bunda Maria tampak menjadi cerah ceria menyambut para peziarah yang berdoa di lokasi ini.
4. GPIB Immanuel
GPIB Immanuel yang banyak dikenal sebagai Gereja Blenduk menjadi salah satu ikon Kota Lama Semarang. Gereja ini sudah berdiri sejak tahun 1753.
Gereja ini memiliki bentuk oktagonal, (persegi delapan). Gereja ini sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel, di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar, dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat berdasarkan salib Yunani.
5. Salib Kasih
Salib Kasih yang berada di Tapanuli Utara ini telah beridri kokoh menghadap ke Kota Tarutung dan dilengkapi dengan kapel yang disebut Rumah Doa.
Salib yang memiliki ketinggian 30 meter dari permukaan tanah, salib ditopang tiga tiang besar dengan ukuran yang besar dan mudah dilihat dari kejauhan.
Tempat itu menjadi Destinasi Wisata Rohani Kristiani di kawasan Tapanuli Utara, diminati dan ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisata lokal terutama pada hari Raya Kristani, seperti Natal atau Paskah.
6. Graha Maria Annai Velangkanni
Graha Maria Annai Velangkanni merupakan gereja Katolik bergaya India-Mughal yang dibuka pada tahun 2005 di kota Medan, Indonesia. Gereja ini sebagian besar jemaatnya keturunan India.
Gereja ini dipersembahkan untuk Bunda Velangkanni atau Santa Maria Bunda Penyembuh yang Baik (bahasa Tamil: ஆரோக்கிய மாதா Ārōkkiya mātā). Gereja Velangkanni terletak di sebuah jalan kecil yang bernama Jl. Sakura III, dan masuk ke dalam wilayah Paroki Santa Maria, Medan.
7. Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta yang memiliki gaya arsitektur neo-gotik Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.
Gereja yang dirancang oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker.
Katedral yang saat ini sebenarnya bukanlah bangunan yang asli, karena Katedral asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya saat terjadi kebakaran besar. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890, Gereja itu pun sempat roboh oleh masalah struktur sehingga harus dilakukan renovasi.