Tips Traveling – Masyarakat Jepang terkenal dengan kesadaran mereka yang tinggi terhadap isu lingkungan. Kesadaran lingkungan ini juga diterapkan di lokasi wisata di seantero negeri. Tapi bagaimana dengan turisnya? Apakah kita sudah ikut mendukung dengan menerapkan sustainable traveling?
Sustainable traveling pada intinya adalah keterlibatan turis atau wisatawan dalam menjaga kondisi lingkungan tempatnya bepergian. Kondisi lingkungan ini bukan sekadar menjaga kebersihan lho, tapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya yang digunakan. Hal ini termasuk ranah fisik seperti energi dan nonfisik seperti tradisi setempat. Nah berikut ini beberapa tips sustainable traveling ke Jepang yang cukup simpel dan bisa kita lakukan.
1. Pilih hotel yang menggunakan renewable energy
Sejak 2010, pemerintah Jepang sudah mengarahkan hotel di Jepang untuk menggunakan energi terbarukan (renewable energy) untuk berbagai kebutuhan misalnya listrik. Maksudnya adalah energi dari sumber-sumber baru dan bisa diproduksi ulang serta aman digunakan. Contohnya panel surya dan listrik energi uap.
Banyak hotel di Jepang yang sudah menerapkannya. Misal di Yokohama ada hotel Sakuragicho dan Route Inn. Di kota-kota lain juga sudah tersebar hotel yang mendukung program sustainable tourism. Bahkan di Fukushima, sejumlah onsen (pemandian air panas) sudah menggunakan energi geotermal yang ramah lingkungan.
Informasi tentang hotel-hotel yang sudah mendukung program sustainable tourism bisa kamu dapatkan melalui travel agent atau langsung menanyakan ke resepsionis ketika mau booking.
Baca Juga : Ini Trik Hemat Biaya Perjalanan di Jepang
2. Hindari gonta-ganti sumpit atau peralatan sekali pakai
Jika kita berwisata di Jepang dengan menggunakan bantuan jasa agen travel, biasanya kita akan mendapatkan sepasang sumpit sebagai suvenir. Tapi selain sebagai suvenir, sebenarnya sumpit ini juga ditujukan agar kita tidak gonta-ganti sumpit. Di restoran atau warung makan, banyak penjual yang masih memberikan sumpit kayu yang sekali pakai. Sekitar 24 milyar sumpit kayu dibuang sebagai sampah di Jepang dalam kurun waktu setahun.
Memang tak semua agen travel memberi suvenir sumpit, jadi kita bisa siap-siap dengan membawa sendiri atau membeli sumpit yang bisa digunakan berkali-kali. Misalnya yang dari bahan stainless yang cukup awet. Selain sumpit ini juga berlaku untuk peralatan lain seperti kantung plastik ketika kita belanja.
3. Bawa kantung sampah sendiri
Setelah kita makan snack atau bagi yang merokok ingin membuang puntungnya dan ternyata di sekitar tidak ada tempat sampah, apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah kita akan menyelipkan puntung rokok atau bungkus jajan ke sela-sela tanaman? Hal terbaik untuk dilakukan adalah menyimpan sampah tersebut sementara di tas bawaan atau kantung celana/baju kita. Setelah menemukan tempat sampah, baru kita buang. Rasanya memang sepele, tapi ini sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Baca Juga : Liburan Ke Jepang? Yuk Intip Wisata Kuliner Berikut Ini
Di Jepang dan negara-negara Eropa, sudah menjadi aturan tak tertulis bahwa wisatawan tidak boleh meninggalkan sampah di lokasi wisata, terutama di lokasi wisata alam yang jumlah tempat sampahnya terbatas (di gunung tidak ada tempat sampah kan). Membawa kantung sampah sendiri akan jauh lebih memudahkan baik untuk turis maupun pengelola lokasi wisatanya.
4. Gunakan transportasi publik
Kalau kita traveling sendiri atau hanya berdua, tak perlulah sengaja menyewa kendaraan pribadi. Cukup gunakan bus atau kereta saja untuk pergi ke lokasi wisatanya. Di Jepang semua lokasi wisata yang dikelola pemerintah sudah terhubung dengan transportasi umum. Selain tidak menambah polusi, naik kendaraan umum juga lebih hemat. Keuntungan lain adalah kamu bisa bernteraksi langsung dengan orang-orang Jepang sambil melihat pemandangan di kanan-kiri jalan.
Baca Juga : INI TRIK HEMAT BIAYA PERJALANAN DI JEPANG
Keempat tips di atas akan makin lengkap kalau kita pilih lokasi wisata yang memang menerapkan konsep sustainable tourism. Meski barangkali kita tidak bisa menyumbang banyak dalam pelestarian lingkungan, setidaknya kita tidak menjadi pihak yang menambah kerusakan. Yuk, terapkan juga di traveling kamu ke negara-negara lain!